Gosumenep.com – Jamasan Keris Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, berlangsung sakral dan penuh khidmat, Senin (15/7/2024).
Tradisi ini mampu menarik perhatian masyarakat karena mengandung banyak makna kebaikan. Seperti memulai dengan berdoa terlebih dahulu, membakar menyan di sekeliling area penjamasan diiringi syair-syair.
Kemudian, pusaka milik Keraton dan warga sekitar dimandikan menggunakan air yang diambil dari tujuh sumber mata air kuno. Air tersebut tersebar di tiga titik. Taman Sare Keraton, Kecamatan Lenteng dan di Saronggi.
Tak hanya itu, dalam prosesi penjamasan keris para petugas mengenakan Busana Adat Keraton.

Empu Keris Paguyuban Keris Pelar Agung Desa Aeng Tongtong, Sumenep, Ika Arista mengatakan, busana adat keraton memiliki satu kesatuan dengan keris yang tak bisa dipisahkan.
Para pendahulu setiap mengenakan busana adat Keraton itu tidak terlepas dari keris yang di letakkan dipinggang yang identik sebagai pusaka.
Hal itulah kemudian, kata Ika, busana adat keraton menjadi bagian dari ritual penjamasan keris.
“Busana tersebut satu paket dengan keris,“ tutur Ika.
Bahkan, sambung Ika, sampai sekarang terus menjadi turun temurun. Biasanya juga dikenekan pada saat resepsi pernikahan.
“Wajib kita membumikan tradisi itu agar tidak hilang sampai kapanpun,“ tukas dia.
Diketahui, Paguyuban pelestari Budaya ’Pelar Agung’menggelar Jamasan Keris dengan melibatkan pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Jamasan Keris dihadiri masyarakat sekitar, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, Kapolres, Kepala Pengadilan Agama (PA), jajaran Forkopimda hingga Forpimka setempat.
Sebelum jamasan, Sabtu (14/7/2024) dilaksanakan Haul Akbar di lokasi perjamasan bersama masyarakat. Tujuannya, mengenang para leluhur yang telah mewarisi budaya keris (*)