Sumenep

Kenalkan Budaya, Jamasan Keris Desa Aeng Tongtong Sumenep Libatkan Pelajar

Gosumenep.com – Paguyuban pelestari Budaya ’Pelar Agung’melibatkan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam kegiatan Jamasan Keris.

Jamasan Keris berlangsung sakral dan penuh khidmat. Masyarakat sekitar hingga Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo turut menghadirinya.

Bupati mengatakan, keterlibatan pelajar dalam giat ini guna mengenalkan keris kepada mereka, serta pembentukan karakter dalam budaya, utamanya keris.

“Jika sejak dini telah dikenalkan dengan keris, maka nantinya tidak hanya menjadi generasi cerdas dan berakhlak mulia, namun juga mampu memberikan pemahaman bahwa budaya itu penting untuk dijaga dan dikestarikan,“ Kata Bupati Fauzi.

Oleh karena itu, kegiatan yang berlangsung di Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura, Senin (15/7/2024) ini, dapat memberikan bekal ilmu budaya kepada siswa, karena budaya salah satu alat pemersatu bangsa.

BACA JUGA: Haul Akbar Jamasan Keris Desa Aeng Tongtong Digelar

Ia melanjutkan, selain mengenalkan tempat yang penuh makna dalam membuat keris, agar para siswa mengenal lebih dekat bahwa Desa Aeng Tongtong adalah salah satu destinasi wisata unggulan di ujung timur pulau Madura ini.

Ia mengatakan, di Sumenep sudah mulai banyak pengrajin bahkan dibuatkan galeri keris, sehingga benar-benar dapat dijaga dan dikelola dengan baik agar menjadi bekal pendidikan non formal yang memberi bekal anak didik.

“Supaya bisa menjadi pribadi berkarakter dan berkepribadian budaya,“ tukas Bupati Fauzi.

BACA JUGA: Pengambilan Air Taman Sare Keraton Awali Proses Jamasan Keris Kabupaten Sumenep

Sementara Empu Keris Paguyuban Pelar Agung, Ika Arista mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh pihak termasuk Pemkab Sumenep yang telah mendukung acara ini dalam rangka menjaga dan merawat budaya leluhur.

Ia sengaja menghadirkan siswa SMP dalam kegiatan ini agar mereka bisa melihat langsung proses penjamasan keris sebagaimana yang telah dilakukan oleh pendahulu dalam menjaga pusakanya.

“Dengan ini, penerus kita bisa memahami langsung akan budaya sebagaimana yang telah diwariskan para pendahulunya, “ terang Ika (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like