Menginap di Pulau Oksigen Giliyang, Rasakan Kesegaran Udara dan Pesona Homestay Tradisional

GOSUMENEP.COM – Pernah membayangkan terlelap dalam nyenyaknya tidur, ditemani udara segar yang memenuhi paru-paru? Giliyang, Kabupaten Sumenep, Madura, pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia.

Dikenal sebagai Pulau Oksigen, Giliyang menghadirkan sensasi menginap di homestay bernuansa tradisional, sambil menikmati udara bersih dan suasana alam yang masih asri.

Berdasarkan penelitian LIPI, pulau ini memiliki tingkat oksigen tertinggi setelah Yordania, menjadikannya destinasi favorit para pencinta udara segar dan ketenangan.

Yang membuat pengalaman menginap di Giliyang semakin istimewa adalah penginapannya yang tetap mempertahankan nuansa lokal. Deretan homestay berdesain tradisional dengan dinding kayu dan atap genting segitiga siap menyambut tamu dengan kehangatan khas masyarakat Madura.

Setiap bangunan dilengkapi ukiran pintu dan jendela khas Kota Keris, dibalut nuansa coklat tua yang menambah kesan klasik dan elegan.

Satu unit homestay dilengkapi fasilitas lengkap, kasur spring bed, kamar mandi dalam, AC, serta area luas untuk bersantai. Di pekarangan, tamu dapat bersantai di padepokan dan gazebo berwarna senada, menyatu harmonis dengan arsitektur utama.

Malam hari di Giliyang begitu tenang, angin laut yang lembut, rimbunnya pepohonan, serta udara sejuk alami menciptakan suasana tidur yang menenangkan. Tarifnya pun terjangkau, hanya Rp250 ribu per malam untuk setiap kamar.

“Tidur di sini rasanya seperti dipeluk alam. Bangun pagi dengan napas yang ringan dan segar, benar-benar berbeda dari tempat lain,” tutur seorang wisatawan asal Surabaya yang baru pertama kali menginap di Giliyang.

Selain menikmati udara bersih, pengunjung juga dapat menjelajah keindahan alam pulau ini atau sekadar berjalan santai menyambut matahari terbenam di ujung pantai. Meski kini perlahan tersentuh pembangunan, Pulau Giliyang tetap mempertahankan nuansa tradisionalnya—sebuah keunikan yang menjadi magnet wisatawan.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, pun mengajak masyarakat untuk kembali menyatu dengan alam. “Nikmati kesederhanaan, dan pulanglah dengan tubuh dan pikiran yang lebih ringan di pulau giliyang,” pesannya.

Beragam fasilitas telah disiapkan untuk memanjakan pengunjung. Di antaranya, belasan sepeda listrik dan mobil golf yang bisa digunakan untuk berkeliling pulau seluas 9 kilometer persegi, dengan tarif mulai dari Rp50 hingga Rp100 ribu per kendaraan.

“Berlibur ke Sumenep bukan sekadar rekreasi, tapi juga menelusuri jejak budaya dan menjaga warisan leluhur yang penuh makna,” pungkasnya (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like