GOSUMENEP.COM — Masyarakat pulau Kangean, Sumenep, menyelenggarakan Karapan Kerbau 2025, sebuah tradisi budaya yang memadukan nilai syukur, kebersamaan, dan hiburan rakyat.
Tahun ini, sebanyak 40 pasang kerbau ikut ambil bagian dalam ajang yang digelar meriah di tanah Kangean, pada Minggu (19/10/25).
Berbeda dari karapan sapi yang lebih dikenal di daratan Madura, Karapan Kerbau Kangean memiliki keunikan tersendiri. Tradisi ini bukan sekadar adu cepat, melainkan adu ketangkasan dan kecepatan antara joki kuda dan kerbau yang berlari.
Dalam ritual ini, joki harus mampu mengendalikan kuda sambil mengejar kerbau , sebuah atraksi yang menegangkan sekaligus sarat makna budaya.
Tradisi turun-temurun ini telah menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Kangean. Karapan kerbau diadakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen dan keberkahan hidup, serta menjadi ajang silaturahmi antarpaguyuban pemilik kerbau di seluruh Kepulauan Kangean.
Tahun ini, antusiasme masyarakat luar biasa. Jumlah peserta bahkan melebihi kuota yang ditetapkan panitia, menandakan betapa kuatnya ikatan emosional masyarakat terhadap warisan leluhur ini.
Warga juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Sumenep atas dukungan nyata terhadap pelestarian budaya lokal.
“Pemerintah selalu hadir dalam setiap kegiatan masyarakat, termasuk dalam pelestarian budaya seperti ini,” ungkap Ketua Paguyuban Karapan Kerbau, Hudri, Selasa (21/10/25).
Lebih dari sekadar hiburan, Karapan Kerbau Kangean kini menjadi daya tarik wisata budaya yang berpotensi mendunia. Keunikan tradisi ini mencerminkan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia, yang tidak hanya memikat wisatawan nusantara tetapi juga mengundang decak kagum pengunjung mancanegara.
“Melalui semangat gotong royong dan swadaya masyarakat, Karapan Kerbau Kangean terus digelar dari tahun ke tahun, bukti bahwa kebudayaan asli nusantara tetap hidup, berdenyut, dan membanggakan,” kata Penanggungjawab acara, Baharuddin (*)












