Sumenep

Liburan ke Tiga Objek Wisata Sumenep Makin Nyaman dengan Kapal Motor

Gosumenep.com – Liburan ke objek wisata di Kabupaten Sumenep, Madura, sudah semakin nyaman dan mudah. Khususnya ke Gili Labak, Asta Sayid Yusuf dan Giliyang pulau Oksigen terbaik dua di dunia.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah membuat terobosan baru dalam mempermudah layanan bagi wisatawan, seperti menyediakan jasa kapal motor wisata khusus ke tiga objek tersebut.

Kapal tersebut siap mengantarkan pelancong untuk merasakan suasana keindahan dan kenyamanan wisata Gili Labak, Asta Sayid Yusuf dan Giliyang tanpa harus menunggu lama untuk sampai. Soal harga murah meriah.

Kapal itu bersandar di area Pelabuhan Kalianget dan mudah dijangkau. Untuk mencoba menggunakan transportasi tersebut bisa menghubungi pihak pengelola yang standby di lokasi.

Sebagai informasi, tiga objek tersebut menjadi tujuan utama wisatawan saat berkunjung ke kota keris. Asta Sayid Yusuf sebanyak 159.196 orang, Giliyang 8. 547 orang dan Gili Labak mencapai 15.086 sepanjang tahun 2024.

Gili Labak merupakan wisata favorit yang bisa dinikmati kapan saja, yang sampai saat ini masih menjadi jujukan wisata favorit bagi wisatawan Mancanegara.

Terbukti, pada libur lebaran idul fitri 1445 H/2024 M, ada empat wisatawan dari Yaman menikmati nuansa alam dan snorkeling di Gili Labak dengan penuh rasa menyenangkan.

Giliyang memiliki kadar oksigen terbaik kedua di dunia. Destinasi itu berlokasi di Kecamatan Dungkek, Sumenep.

Giliyang juga dikenal dengan julukan pulau awet muda. Karena usia penduduk setempat kebanyakan mencapai ratusan tahun dan masih sehat bugar.

Belum lengkap rasanya ketika berlabuh ke Madura tapi tidak merasakan udara segar di pulau Giliyang dengan kadar oksigennya yang mencapai 20,9 persen.

Sedangkan Asta Sayid Yusuf merupakan salah satu wisata religi yang berlokasi di Kecamatan Talango. Sekitar 11 kilometer dari pusta Kota Sumenep. Wisata ini dipercaya memiliki banyak misteri.

Cerita singkat, kisah makam Sayyid Yusuf Talango bermula dari peristiwa yang dialami oleh Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat pada 1791 M. Saat itu, beliau baru saja kembali dari Bali setelah melakukan syiar Islam.

Dalam perjalanan pulang, beliau singgah di pelabuhan Kalianget untuk beristirahat. Namun, di tengah malam, Sri Sultan melihat sinar yang sangat terang di sebelah timur pelabuhan, seolah-olah ada benda yang jatuh dari langit.

Raja yang penasaran pun mengikuti sinar tersebut hingga sampai di sebuah tempat yang ditumbuhi hutan lebat. Di sana, beliau menemukan kuburan yang diyakini sebagai kuburan seorang wali.

Sri Sultan pun memberi salam dan mendengar suara yang menjawab salamnya tanpa menampakkan diri. Kemudian, beliau berdoa kepada Allah SWT untuk mengetahui siapa yang dimakamkan di sana. Tiba-tiba, beliau melihat selembar daun sukun jatuh di pangkuannya (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like