Sumenep

Langkah Bupati Fauzi jadikan Pulau Giliyang Wisata Kesehatan Ramah Lingkungan

Gosumenep.com – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo terus melakukan berbagai upaya guna menjadikan Pulau Oksigen Giliyang sebagai wisata kesehatan ramah lingkungan sehingga banyak dikunjungi wisatawan.

Giliyang merupakan sektor destinasi wisata unggulan di kota keris ini.

Sebagai upaya mencapai target tersebut, Pemkab Sumenep menetapkan berbagai langkah strategi.

Langkah strategi yang diupayakan itu telah disepakati dalam kolaborasi antar Pemkab dengan masyarakat yang digabungkan dalam konsep Pentahelix.

Pentahelix ada lima unsur. Pemkab, Akademisi, Media, Komunitas dan Pengusaha. Kelimanya berkolaborasi untuk bersama-sama mencapai tujuan itu.

Adapun langkah yang dilakukan, yakni, memfasilitasi wisatawan berbagai transportasi yang ramah lingkungan berupa kendaraan serba listrik. Sepeda listrik 18 unit dan 10 mobil golf. Semua itu siap diajak keliling pulau Oksigen.

Bahkan, disedikan Homestay atau penginapan yang terbuat dari bangunan kayu. Meski dari kayu , dari segi fasilitas tak kalah saing dengan hotel berbintang.

Fasilitasnya lengkap, mulai dari satu kamar tidur plus alternatif dilengkapi springbed, kamar mandi dalam, AC dan ruang tamu untuk bersantai.

Ada dua kategori harga di homestay ini. Pertama, harga Rp500 ribu bisa ditempati mulai dari 10 sampai 15 orang dengan luas kamar 6×7 persegi panjang.

Sedangkan yang tarifnya Rp400 ribu, fasilitas juga sama hanya saja yang membedakan adalah kapasitas. Maksimal diisi 10 orang dengan luas kamar 4×7 persegi panjang.

Pemkab Sumenep juga menyediakan beragam pagelaran event di Giliyang. Diantaranya Oxygen Sunmori Funbike. Kegiatan tersebut berhasil menggaet kunjungan.

Di tahun 2023, peserta Oxygen Sunmori Funbike diikuti ratusan peserta se Indonesia. Ada yang dari Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah dan lokal Jawa Timur sendiri.

Ratusan pesepeda itu keliling pulau Oksigen yang secara geografis terletak di Kecamatan Dungkek. Di sini, terdapat dua desa, yakni Banraas dan Bancamara dengan luas sekitar 10 kilometer.

Sembari keliling, peserta mengunjungi destinasi wisata yang ada di sana. Berikut wisata unggulan di Giliyang.

Batu Canggah yang terletak diatas laut dengan ketinggian 5 meter. Wisata ini menyuguhkan pemandangan laut lepas. Dari ketinggian batu ini bisa melihat dua pulau sekaligus, Sepudi dan Talango.

Kemudian titik Oksigen sendiri. setiap orang bisa merasakan langsung kesegarannya.

Setelah itu langsung ke Gua Mahakarya di Desa Banraas. Gua ini memiliki sejarah panjang yang sayang jika dilupakan.

Konon katanya, gua Mahakarya ini dulunya menjadi tempat persembunyian orang Budha dan dijaga beberapa ekor babi hutan atau celeng.

Sebelum ditemukannya potensi alam itu, gua Mahakarya dipenuhi tanaman semacam Pir Cactus di bagian depan atau pintu utama gua.
Waktu itu, warga tidak mengira akan ada tempat megah yang tersembunyi itu karena didepannya ada tanaman Pir Cactus. Warga mencoba membersihkannya.

Setelah dibersihkan, ternyata ada gubangan besar dan megah didalamnya. Sejak itulah ditemukannya gua Mahakarya.

Gua tersebut memiliki keunikan seperti stalagtik dan stalagmitnya serta batu kristal. Gua Mahakarya memiliki lima pintu. Setiap masuk harus berjalan jongkok. Dan setiap melalui, akan bertemu dengan suasana yang menakjubkan.

Seperti adanya batu alir dan batu bercahaya yang semuanya terbentuk dari proses endapan mineral jutaan hingga miliaran tahun silam (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like