Desa Keris Aeng Tong-Tong Sumenep

Aeng Tong-Tong Sumenep, Desa Para Empu Keris yang Diakui Dunia

Kabupaten Sumenep, kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura, dijuluki dengan kota keris. Ya, Sumenep memang menjadi ikon kota keris. Pasalnya, di Sumenep terdapat satu desa penghasil keris dengan empu terbanyak di dunia. Yakni Desa Aeng Tong-Tong.

Pada 25 November 2005, UNESCO menobatkan keris Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan Dunia. Dan Sumenep didapuk sebagai daerah pengrajin keris terbanyak di dunia. Mengingat sejarah panjang sejak zaman kerajaan dulu, publik internasional mengenal bahwa keris memang identik dengan Indonesia.

Desa Aeng Tong-Tong masuk wilayah Kecamatan Saronggi. Sebuah desa wisata keris dengan empu keris terbanyak di dunia. Hingga 2023 ini, tercatat kurang lebih 446 orang yang masih aktif memproduksi keris.

Tak heran jika masuk ke Aeng Tong-Tong, pengunjung pasti akan disambut dengan suara sahut menyahut dentuman pembuatan keris.

Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Aeng Tong-Tong mendapatkan tiga penghargaan. Pertama, penghargaan dari UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

Kedua, Desa Aeng Tong Tong menyabet Juara I Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 Kategori Daya Tarik Pengunjung dari Kemenparekraf RI. Desa Aeng Tong Tong mengalahkan 3.419 desa wisata dari 34 provinsi di seluruh Indonesia yang jadi peserta.

Ketiga, Desa Aeng Tong-Tong memecahkan Rekor MURI sebagai desa wisata dengan jumlah empu keris terbanyak di dunia. Di Desa Aeng Tong-Tong, terdapat 446 empu pembuat keris. Rinciannya, 440 empu laki-laki dan 6 empu perempuan.

Bahkan, Desa Wisata Keris Aeng Tong-Tong mendapat kepercayaan untuk memproduksi souvenir Keris bagi kepala-kepala negara di dunia yang menghadiri KTT G20 di Bali 26-28 Oktober 2022. Sebuah pengakuan sekaligus kesempatan mengenalkan Keris dari Aeng Tong Tong makin dikenal dunia.

Capaian tersebut merupakan buah dari keuletan dan kreativitas warga Desa Aeng Tong-Tong melestarikan warisan budaya.

Warisan Leluhur

Salah seorang warga yang juga pemerhati budaya keris, Wawan Nofiyanto (37) mengatakan bahwa keris hasil produksi para empu di Desa Aeng Tong-Tong bukan hanya diminati warga lokal, bahkan banyak diekspor ke luar negeri. Seperti Malaysia, Singapore, hingga London.

Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-Tong memang dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris baik dalam negeri maupun mancanegara. Selain dijadikan koleksi atau suvenir, keris juga digunakan dalam rangkaian adat tertentu.

Sebagian masyarakat memilih untuk menjadi pengrajin tulen. Namun, ada pula yang memilih untuk menjajakan keris. Konsumen mencakup pasar lokal hingga internasional. Beberapa pasar internasional diantaranya Singapura, Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, Singapura, Belgia dan Belanda.

“Empu yang ada di desa kita ini semuanya punya segmen pasar dan jaringan masing-masing. Termasuk di luar negeri,” ujarnya.

Keris tidak hanya bernilai sebagai koleksi pusaka. Melainkan keris juga memiliki pesan-pesan moral di dalamnya. Menurut Wawan, salah satu yang menjadi daya tarik keris produksi empu di Aeng Tong-Tong adalah dari sisi pamor.

Ia menyebut misalnya pamor Junjung Derajat yang amat terkenal dan banyak diminati para kolektor, terutama orang yang menginginkan derajat hidup yang tinggi. Baik di sisi manusia maupun di sisi Tuhan. Untuk mendapatkan derajat yang tinggi itulah, setiap orang harus selalu menghadirkan hal-hal positif dalam kehidupannya.

Para empu di Aeng Tong-Tong cukup dikenal dengan garapan pamor keris yang baik dengan penataan yang baik pula.

Entitas keris sebagai warisan budaya leluhur juga dapat dilihat dari aspek kegunaannya. Seperti pamor yang ditanamkan ke keris mengandung doa dan pengharapan tersendiri. Serta menjadi pengikat dengan para leluhurnya. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pamor tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sang pemilik.

Salah seorang Empu Senior di Desa Aeng Tong-Tong, Misradin (54), menceritakan pengalamannya selama menjadi pengrajin keris. Ia mengaku belajar membuat keris sejak tahun 1983, saat masih usia SD. “Selama menekuni profesi ini, Alhamdulillah dari segi pendapatan cukup baik,” ia mengisahkan.

Hingga saat ini, sudah puluhan ribu keris yang berhasil ia produksi. Mulai dari keris souvenir hingga keris pusaka yang dipesan secara khusus.

Produksi keris dari desa Aeng Tong-Tong memiliki nilai kreativitas dan inovasi yang tinggi serta memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.

Aktivitas pembuatan keris tidak lepas dari peninggalan para leluhur yang dulunya juga seorang Empu pembuat keris. Warga Desa Aeng Tong-Tong tetap menekuni pembuatan keris tidak lepas dari peninggalan para leluhur yang dulunya juga seorang empu.

Warga Desa Aeng Tong-Tong selain banyak yang menjadi pengrajin atau pembuat keris, banyak pula yang menjadi pedagang keris di beberapa kota di Pulau Jawa.

Dengan keunikan dan kekhasan produk keris Desa Tong-Tong, pesanan keris pun datang silih berganti. Selain melayani pembeli yang menginginkan kerisnya sebagai koleksi, para empu juga melayani pembuatan untuk oleh-oleh dibawa pulang.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like