Menjelajahi Kuliner Sumenep di Momen Idul Adha, 6 Sajian Lezat Menggugah Selera

GOSUMENEP.COMIdul Adha di Sumenep bukan hanya tentang takbir yang menggema atau aroma daging kurban yang menguar di udara. Di balik suasana religius yang khidmat, tersimpan sebuah perayaan rasa, kuliner khas yang menggoda dan merangkul tradisi.

Di kota keris ini, daging kurban bukan sekadar dibagi sebagai bentuk ibadah dan solidaritas, tapi juga diolah menjadi masakan istimewa yang memperkaya pengalaman Idul Adha. Kaya rempah, penuh cita rasa, dan tak jarang diiringi suasana kebersamaan yang hangat, kuliner Sumenep saat Idul Adha adalah sesuatu yang patut dirayakan.

Berikut rekomendasi kuliner khas Sumenep yang wajib kamu cicipi saat Idul Adha:

  1. Kaldu Kokot – Sang Juara Kuliner Idul Adha
    Kaldu kokot bisa dibilang rajanya hidangan khas Sumenep saat Idul Adha. Terbuat dari kaki sapi yang direbus lama hingga empuk, kemudian disajikan dalam kuah gurih yang diberi kacang hijau, sajian ini menghadirkan rasa yang unik dan mengenyangkan.

Perpaduan antara kikil yang kenyal, kacang hijau yang lembut, dan kuah yang kaya rempah menjadikan kaldu kokot tak hanya lezat tapi juga penuh karakter. Kamu bisa menemukannya di warung-warung tradisional, atau menikmatinya langsung dari dapur rumah warga yang memasaknya khusus untuk momen lebaran kurban.

  1. Sate Lalat – Mini Tapi Juara Rasa
    Namanya memang unik, bahkan agak mengecoh. Tapi jangan salah, sate lalat adalah salah satu primadona kuliner Madura. Potongan daging mungil seukuran lalat ini justru memungkinkan bumbu meresap sempurna, sementara proses pembakaran membuat aromanya menggoda selera.

Biasanya disantap dengan lontong dan sambal kacang yang kental, sate ini banyak dijumpai di sekitar Pasar Anom dan jalur menuju Pantai Lombang—destinasi favorit warga usai salat Ied.

  1. Gule Kambing Madura – Lebih Tajam, Lebih Pekat
    Gule kambing mungkin terdengar biasa. Tapi di tangan orang Madura, rasanya naik kelas. Kuahnya kental dan berbumbu tajam, dengan dominasi ketumbar, jinten, dan kapulaga yang membuat aromanya harum semerbak.

Disajikan bersama nasi hangat atau ketupat, gule kambing bukan hanya mengenyangkan perut, tapi juga menghangatkan suasana. Hidangan ini sering disiapkan dalam jumlah besar dan menjadi simbol kebersamaan antar tetangga dan keluarga.

  1. Pecel Campur Daging – Perpaduan Segar dan Gurih
    Biasanya pecel identik dengan sayuran dan sambal kacang. Tapi di Sumenep, momen Idul Adha membawa inovasi. Pecel sayur ditambahkan irisan daging sapi rebus atau jeroan kurban. Rasanya? Segar, gurih, dan sedikit pedas perpaduan yang sulit ditolak.
    Menu ini cocok buat kamu yang ingin “rehat sejenak” dari sajian daging berat, tapi tetap ingin merasakan nikmatnya kurban.
  2. Rendang Sapi ala Madura – Lembut dan Bersahaja
    Rendang bukan hanya milik Sumatera Barat. Masyarakat Sumenep punya versi tersendiri yang dimasak dengan pendekatan lokal. Daging sapi dimasak dalam santan, berpadu dengan bumbu seperti lengkuas, kemiri, dan daun jeruk.

Hasilnya? Rendang yang lebih ringan, sedikit manis, dan sangat cocok disantap dengan nasi putih hangat. Rendang ini biasanya dimasak bersama-sama oleh warga, menjadi bagian dari tradisi gotong royong yang menguatkan nilai sosial Idul Adha.

  1. Nasi Serpang – Satu Piring, Seribu Cerita
    Jika kamu ingin merasakan semuanya dalam satu piring, maka nasi serpang adalah jawabannya. Hidangan ini terdiri dari nasi putih dengan aneka lauk seperti dendeng sapi, sambal goreng, urap sayur, telur asin, rempeyek, hingga keripik paru.

Saat Idul Adha, lauk daging sapi atau kambing menjadi bintang utamanya. Tak hanya menggugah selera, nasi serpang juga mencerminkan kekayaan kuliner pesisir yang berani dan penuh warna.

Lebih dari Sekadar Makan: Menyantap Kenangan dan Merayakan Kebersamaan
Di Sumenep, makanan bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang makna. Momen Idul Adha adalah tentang berbagi, dan kuliner menjadi medianya.

Bagi para perantau yang pulang kampung, menyantap hidangan-hidangan ini berarti menyelami kembali kenangan masa kecil, mengenang aroma dapur nenek, atau sekadar menikmati hangatnya kebersamaan yang mungkin jarang ditemui di kota.

Sumenep, dengan segala kesahajaannya, menyuguhkan perjalanan kuliner yang bukan hanya memuaskan lidah, tapi juga menghangatkan hati.

Kalau kamu berkesempatan mengunjungi Sumenep saat Idul Adha, jangan hanya pulang membawa oleh-oleh. Bawalah juga cerita rasa dan tradisi yang tak akan kamu temui di tempat lain (*)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like