GOSUMENEP.COM – Debur ombak, hembusan angin laut, dan mentari pagi menjadi saksi bisu janji suci ratusan pasangan suami istri yang mengikuti acara nikah massal di Pantai Badur, Sumenep, Madura, Sabtu (17/5/2025) siang.
Tak hanya sekadar perayaan, pernikahan massal ini menjadi momen sakral sekaligus haru bagi pasangan dari berbagai usia dari yang masih muda belia hingga yang telah paruh baya.
Mereka sebelumnya telah hidup bersama sebagai pasangan suami istri, namun belum memiliki surat nikah resmi.
Sebagian dari mereka bertemu di tanah rantau, menikah secara adat atau kepercayaan lokal, dan baru kali ini memiliki kesempatan untuk meresmikan cinta mereka secara hukum negara. Tak heran, suasana penuh suka cita dan keharuan menyelimuti acara yang dibalut dengan nuansa budaya Madura tersebut.
“Rasanya seperti pengantin baru lagi,” ujar seorang bapak berusia 50 an sambil menggenggam tangan istrinya. “Akhirnya kami sah tidak hanya di mata masyarakat, tapi juga di mata negara,” tambahnya.
Acara yang diinisiasi oleh pemerintah daerah ini dan bersamaan dengan Festival Ojhung Kelender Event Sumenep ini, bertujuan membantu masyarakat yang terkendala administrasi agar memiliki status pernikahan yang sah dan tercatat secara hukum.
“Dengan begitu, hak-hak sipil mereka, termasuk anak-anak, bisa terlindungi secara hukum,” ujar Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim di lokasi acara.
Momen ini tak hanya mempererat ikatan cinta, tetapi juga menguatkan kembali makna pernikahan di tengah masyarakat. Di tengah panorama laut yang indah dan semilir angin pantai, cinta pun diteguhkan kembali dengan saksi langit, laut, dan hukum.
“Total ada 200 pasutri yang mengikuti nikah massal ini,” ungkapnya (*)
Teks ini ditulis dalam bahasa Indonesia. Berikut komentar dalam bahasa Indonesia:
Pernikahan massal ini benar-benar momen yang sangat bermakna bagi pasangan-pasangan yang mengikutinya. Sungguh mengharukan melihat mereka yang sudah lama hidup bersama akhirnya bisa meresmikan hubungan mereka secara hukum. Acara ini tidak hanya tentang legalitas, tetapi juga tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak mereka, terutama untuk anak-anak. Nuansa budaya Madura yang kental membuat momen ini semakin istimewa dan berkesan. Pernyataan bapak berusia 50 tahun itu sangat menyentuh, seolah mereka merasakan kembali kebahagiaan seperti pengantin baru. Apakah acara seperti ini akan diadakan lagi di masa depan? Bagaimana proses seleksi pasangan yang bisa mengikutinya? Sungguh, ini adalah langkah positif untuk memperkuat ikatan keluarga dan masyarakat.